Sabtu, 20 Januari 2018

S K O L I O S I S



Hampir dua tahun aku tak pernah membahas tentang Skoliosis dalam blog ini. Baiklah, sekarang aku akan menuliskannya kembali. 

Rabu, 13 Januari 2016 lalu merupakan hari amat bersejarah bagiku, setelah hari kelahiran. Pasalnya, hari itu adalah hari Operasi Skoliosisku berlangsung. Sembilan jam lebih lamanya. Fiyuh.

Aku tak akan membahas panjang dan lebarnya lagi, sebab sudah pernah kuceritakan pada tulisan-tulisan sebelumnya. Kini, dua tahun sudah berlalu. Sunguh, waktu cepat berlalu.

Suka duka telah kulewati. Berbagai rasa telah kunikmati.
Sisanya, tinggal perbanyak mensyukuri dan menjalani kehidupan baru bersama teman sehidup sematiku ini (pen). Tugasku jauh dari usai, masih ada tahun-tahun berikutnya yang mesti kulalui bersamanya. S e m a n g a t !

Skoliosis, darinya aku menemukan teman-teman baru. Ya, teman satu perjuangan, teman komunitas, teman bercerita dan banyak lagi. Skoliosis menyatukan kami karna satu persamaan, tulang belakang yang bengkok ke salah satu sisi. Skoliosis bukan penyakit, tetapi kelainan pada tulang belakang.

Ah, pasti sebagian dari kalian akan langsung ilfeel jika mendengar atau membaca tentang ‘kelainan’ hahaha. Tak masalah, akupun pernah seperti itu, dulu, dulu sekali. Aku pernah mengatakan jujur kepada seorang pria bahwa aku memiliki kelainan pada tulang belakang (skoliosis), berat sekali menyatakannya. Entahlah, banyak pertimbangan. Padahal seharusnya santai saja bukan? Hm, sayangnya tidak semudah berkata-kata~

Dua tahun setelah Operasi Skoliosis, banyak kejadian yang kualami. Satu dua cerita yang paling kuingat sekali;
Bulan Juni 2016, ketika itu jatuh pada bulan Ramadhan. Aku salat tarawih di Masjid terdekat dari tempat tinggalku. Pertama kalinya aku salat dalam posisi duduk bersila dan memakai korset penyangga. Sebenarnya aku sudah bisa melakukan gerakan rukuk, sujud, duduk tahiyat awal-akhir. Namun, urung, lagi-lagi masalah pertimbangan. Banyak mata tertuju padaku, dari tatapan iba, tatapan sinis, sampai tatapan ingin tahu. Aku? Tidak terlalu peduli. Hingga omongan dari salah satu ibu-ibu jemaah Masjid mendarat di telingaku. Dahiku terlipat, sempat bergumam dalam hati “Kok ya sampai segitu jauh mikirnya.” Kemudian tertawa. Kau tahu apa isi kalimat seorang Ibu itu? Ya, dia berasumsi bahwa aku sedang mengandung, sebab salatnya duduk. Detik itu juga aku berpikir bahwa ini adalah cobaan dari yang maha Kuasa :’).

Beberapa bulan lalu, aku menghadiri sebuah acara penting. Untuk masuk ke ruangannya pun diperiksa menggunakan hand metal detector. Sebelum masuk, tidak diperkenankan untuk membawa ponsel dan benda yang mengandung logam. Jantungku berdebar dari biasanya, keringat dingin mengalir. Bagaimanalah ini, aku memang tidak membawa yang mereka larang tapi…….. aku mengenakan yang mereka larang. Antrian mengular, satu persatu diperiksa. Sampai akhirnya aku yang diperiksa dan tadaaaa hand metal detectornya berbunyi saat di dekatkan ke bagian punggungku. Petugas wanita yang sedang memeriksaku saat itu langsung berkomentar “Wah ada kawatnya ya mba.” Aku cengengesan, bingung mau menjawab apa. Setelah selesai pemeriksaan, aku buru-buru meninggalkan tempat itu. Sebelum banyak mata tertuju padaku. Iya, hanya padaku saja benda itu berbunyi. Kalau diingat-ingat lucu juga sih, sekaligus seram misal harus digiring petugas.
Sekiranya begitu.

Sebagai penutup, kuucapkan terima kasih seluas-luasnya untuk kalian yang telah membaca tulisanku mengenai Skoliosis dan apapun judulnya. Aku tak mengira, apresiasi kalian akan sebesar ini. Awalnya, aku membuat tulisan tentang Skoliosis semata-mata untuk mencurahkan isi kepala atas yang pernah kualami, sebelum nantinya aku lupa detail ceritanya. Sebab, sayang sekali jika pengalaman berharga itu hilang di makan waktu.
Setelah aku menulis tentang Skoliosis, rupanya banyak sekali pesan masuk berdatangan melalui surel, WhatsApp, DM Instagram, dan media sosial lainnya. Menanyakan berbagai hal, adapula yang menjadikanku sebagai tempat keluh kesahnya, ya bolehlah. Terima Kasih, dengan begitu aku harus lebih semangat lagi untuk gencar menginformasikan mengenai kelainan tulang belakang khususnya Skoliosis. Sekali lagi terima kasih. Tanpa kalian, aku mungkin tak akan pernah menulisnya lagi. Hehe.
****
Teruntuk kalian yang ingin Operasi Skoliosis, semoga niat baiknya segera dikabulkan oleh Allah.
Teruntuk kalian yang sedang harap-harap cemas menunggu kapan akan Operasi Skoliosis, semoga diberi kesabaran extra dalam penantian.
Teruntuk kalian yang akan atau jelang Operasi Skoliosis, semoga diberi kelancaran sebelum ataupun sesudah Operasi.
Teruntuk kalian yang sudah Operasi Skoliosis, dijaga baik-baik pennya, ingat perjuangan mendapatkannya itu butuh doa dan usaha keras *nunjuk diri sendiri*.
Teruntuk kalian yang sudah bertahun-tahun bahkan lebih setelah Operasi Skoliosis, semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah.
Aamiin.

Sampai berjumpa kembali, di tulisan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar