Hampir dua tahun aku tak
pernah membahas tentang Skoliosis dalam blog ini. Baiklah, sekarang aku akan
menuliskannya kembali.
Rabu, 13 Januari 2016 lalu
merupakan hari amat bersejarah bagiku, setelah hari kelahiran. Pasalnya, hari
itu adalah hari Operasi Skoliosisku berlangsung. Sembilan jam lebih lamanya.
Fiyuh.
Aku tak akan membahas
panjang dan lebarnya lagi, sebab sudah pernah kuceritakan pada tulisan-tulisan
sebelumnya. Kini, dua tahun sudah berlalu. Sunguh, waktu cepat berlalu.
Suka duka telah kulewati.
Berbagai rasa telah kunikmati.
Sisanya, tinggal perbanyak mensyukuri
dan menjalani kehidupan baru bersama teman sehidup sematiku ini (pen). Tugasku
jauh dari usai, masih ada tahun-tahun berikutnya yang mesti kulalui bersamanya.
S e m a n g a t !
Skoliosis, darinya aku
menemukan teman-teman baru. Ya, teman satu perjuangan, teman komunitas, teman
bercerita dan banyak lagi. Skoliosis menyatukan kami karna satu persamaan,
tulang belakang yang bengkok ke salah satu sisi. Skoliosis bukan penyakit,
tetapi kelainan pada tulang belakang.
Ah, pasti sebagian dari
kalian akan langsung ilfeel jika
mendengar atau membaca tentang ‘kelainan’ hahaha. Tak masalah, akupun pernah
seperti itu, dulu, dulu sekali. Aku pernah mengatakan jujur kepada seorang pria
bahwa aku memiliki kelainan pada tulang belakang (skoliosis), berat sekali
menyatakannya. Entahlah, banyak pertimbangan. Padahal seharusnya santai saja
bukan? Hm, sayangnya tidak semudah berkata-kata~
Dua tahun setelah Operasi
Skoliosis, banyak kejadian yang kualami. Satu dua cerita yang paling kuingat
sekali;
Bulan Juni 2016, ketika itu
jatuh pada bulan Ramadhan. Aku salat tarawih di Masjid terdekat dari tempat
tinggalku. Pertama kalinya aku salat dalam posisi duduk bersila dan memakai
korset penyangga. Sebenarnya aku sudah bisa melakukan gerakan rukuk, sujud,
duduk tahiyat awal-akhir. Namun, urung, lagi-lagi masalah pertimbangan. Banyak
mata tertuju padaku, dari tatapan iba, tatapan sinis, sampai tatapan ingin
tahu. Aku? Tidak terlalu peduli. Hingga omongan dari salah satu ibu-ibu jemaah
Masjid mendarat di telingaku. Dahiku terlipat, sempat bergumam dalam hati “Kok
ya sampai segitu jauh mikirnya.” Kemudian tertawa. Kau tahu apa isi kalimat
seorang Ibu itu? Ya, dia berasumsi bahwa aku sedang mengandung, sebab salatnya
duduk. Detik itu juga aku berpikir bahwa ini adalah cobaan dari yang maha Kuasa
:’).
Beberapa bulan lalu, aku
menghadiri sebuah acara penting. Untuk masuk ke ruangannya pun diperiksa
menggunakan hand metal detector. Sebelum masuk, tidak diperkenankan untuk
membawa ponsel dan benda yang mengandung logam. Jantungku berdebar dari
biasanya, keringat dingin mengalir. Bagaimanalah ini, aku memang tidak membawa
yang mereka larang tapi…….. aku mengenakan yang mereka larang. Antrian
mengular, satu persatu diperiksa. Sampai akhirnya aku yang diperiksa dan
tadaaaa hand metal detectornya berbunyi saat di dekatkan ke bagian punggungku.
Petugas wanita yang sedang memeriksaku saat itu langsung berkomentar “Wah ada
kawatnya ya mba.” Aku cengengesan, bingung mau menjawab apa. Setelah selesai
pemeriksaan, aku buru-buru meninggalkan tempat itu. Sebelum banyak mata tertuju
padaku. Iya, hanya padaku saja benda itu berbunyi. Kalau diingat-ingat lucu
juga sih, sekaligus seram misal harus digiring petugas.
Sekiranya begitu.
Sebagai penutup, kuucapkan
terima kasih seluas-luasnya untuk kalian yang telah membaca tulisanku mengenai
Skoliosis dan apapun judulnya. Aku tak mengira, apresiasi kalian akan sebesar
ini. Awalnya, aku membuat tulisan tentang Skoliosis semata-mata untuk
mencurahkan isi kepala atas yang pernah kualami, sebelum nantinya aku lupa
detail ceritanya. Sebab, sayang sekali jika pengalaman berharga itu hilang di
makan waktu.
Setelah aku menulis tentang
Skoliosis, rupanya banyak sekali pesan masuk berdatangan melalui surel,
WhatsApp, DM Instagram, dan media sosial lainnya. Menanyakan berbagai hal,
adapula yang menjadikanku sebagai tempat keluh kesahnya, ya bolehlah. Terima
Kasih, dengan begitu aku harus lebih semangat lagi untuk gencar
menginformasikan mengenai kelainan tulang belakang khususnya Skoliosis. Sekali
lagi terima kasih. Tanpa kalian, aku mungkin tak akan pernah menulisnya lagi.
Hehe.
****
Teruntuk kalian yang ingin
Operasi Skoliosis, semoga niat baiknya segera dikabulkan oleh Allah.
Teruntuk kalian yang sedang
harap-harap cemas menunggu kapan akan Operasi Skoliosis, semoga diberi
kesabaran extra dalam penantian.
Teruntuk kalian yang akan
atau jelang Operasi Skoliosis, semoga diberi kelancaran sebelum ataupun sesudah
Operasi.
Teruntuk kalian yang sudah
Operasi Skoliosis, dijaga baik-baik pennya, ingat perjuangan mendapatkannya itu
butuh doa dan usaha keras *nunjuk diri sendiri*.
Teruntuk kalian yang sudah
bertahun-tahun bahkan lebih setelah Operasi Skoliosis, semoga selalu diberikan
kesehatan oleh Allah.
Aamiin.
Sampai berjumpa kembali, di
tulisan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar