11 Januari 2016 lalu merupakan hari penentuan bagi-ku untuk
menjalani Operasi Skoliosis. Ya, setelah kontrol mingguan dengan Dokter. Di
putuskanlah bahwa aku akan menjalani Operasi pada tanggal 13 Januari 2016. Tak terasa hari-hari yang di tunggu itu pun akan
segera tiba, perjuangan selama ini akan menemui titik akhirnya. Kalau di tanya
apa yang aku rasakan saat itu, akan ku-jawab dengan rasa syukur tiada tara,
rasa gembira yang membuncah dan tak ada rasa keraguan sekalipun dalam diri-ku,
sebab bukan saatnya lagi merasakan itu.
Pukul 16.30 WIB, aku di antar oleh petugas menuju
kamar rawat inap. Di lorong-lorong rumah sakit saat berjalan pikiran-ku di
penuhi rasa tak keruan, senyam-senyum menatap lantai yang di pijak. End then, sampai juga di lantai 2 kamar no
208. Aku beristirahat sejenak di atas ranjang berusaha meluruskan badan yang
sedari pagi sudah berjibaku menunggu kepastian.
Kemudian, ku-kabarkan sanak saudara untuk segera
menyusul ke rumah sakit membawa segala perlengkapan-ku selama di rumah sakit. Tak
ketinggalan ku pinta untuk membawa serta guling kesayangan dan beberapa novel.
Entahlah aku sangat antusias pada moment ini, tak ada rasa takut-takutnya sama
sekali, banyak yang menakuti nanti begini-begitu tapi ah tau apa mereka? Hahaha
:p.
Sekitar pukul 6 sore, ada perawat yang masuk ke
kamar-ku untuk memasang jarum infusan dan mengambil darah. Perawat mengajak-ku
ngobrol ini-itu mungkin maksudnya agar aku tak terlalu fokus pada saat jarum
itu menerabas masuk ke dalam aliran darah yang menyebabkan rasa sakit itu haha.
Setelah selesai kembali ku-meluruskan badan di ranjang sambil menunggu keluarga
yang lain datang.
H-1 Operasi
Skoliosis.
12 Januari 2016, tepat satu hari sebelum Operasi besar itu
berlangsung. Ah, ya ku-ingat sekali saat itu aku masih santai sekali berjalan
kesana-kesini, bertukar cerita dengan pasien lain, ketawa-ketiwi, membaca
novel, asik berchatting ria meminta
doa kepada teman-teman, pokoknya semua aktivitas yang biasa ku-jalani. Tetapi,
disitulah saat-saat terakhir-ku merasakan sholat dengan posisi sesempurna yang
ku-bisa, sebab rukuk dan sujud akan menjadi gerakan yang ku-rindukan setelah
Operasi nanti. Setiap sholat ku-pinta padaNya, agar esok hari Operasi-ku berjalan
dengan lancar dan tanpa hambatan.
Sekitar pukul 5 sore makanan pun datang, aku
menyantap makanan yang telah di sediakan di atas dipan saji. Ya, namanya
makanan rumah sakit you knowlah
gimana haha. Ada satu insiden yang tak kan pernah ku lupakan saat di kamar
inap. Kejadian itu adalah terpeleset di kamar mandi haha. Jadi, kronologisnya
gini beberapa saat sebelumnya seorang suster datang menghampiri-ku untuk
memberikan obat pencahar, kata susternya perut-ku akan mulas dalam hitungan
waktu kurang dari 10 menit lalu aku akan buang air besar. Benar saja perut-ku
serasa di aduk-aduk, tak lama aku pergi ke kamar mandi, setelah selesai aku
yang tadinya ingin beranjak membuka pintu terpeleset dan gubrakkkkk punggung
sebelah kiri-ku mengenai pinggiran luar keramik kloset dan tangan kiri-ku yang
sudah terpasang jarum infus pun lecet hahaha. Kalo di pikir kok ya ada-ada saja,
dan insiden itu kurang dari 12 jam menuju Operasi. Ibu yang mendengar kejadian
itu langsung memanggil-ku dari luar dan bertanya “ Ade kenapa?” aku yang baru
bangun dari jatuh tadi hanya bilang “ Gapapa bu” sambil senyam-senyum dalam
kamar mandi wkwk. Saat keluar dari kamar mandi Ibu masih bertanya hal yang sama
lalu ku jawab saja “Iya, Ade abis jatoh bu di kamar mandi” blablabla. Terus Ibu
nanya lagi “Sakit ga De?” Lalu ku-jawab dengan cepat “Ngga kok Bu, Ade kan kuat
(sambil menunjukan otot lengan)” *dalam hati* lumayan sakit bu wkwk.
Oia, sebelum beranjak tidur suster datang kembali
untuk mentransfusi darah dan mengingatkan-ku untuk mulai berpuasa pada pukul 12
malam sebagai persiapan untuk Operasi. Ketika itulah baru ku tau golongan
darah-ku adalah ‘A’ hahaha. Entahlah banyak hal yang selama ini belum ku
ketahui sedikit demi sedikit mulai terungkap. Kalo di tanya apa rasanya, akan
ku-jawab hangat, yak saat darah itu
mulai masuk ke peredaran darah aku merasakan hangat di sekitar pergelangan
tangan tapi Cuma sebentar selanjutnya sudah tak terasa lagi. Kata susternya
pula, kalau saat transfusi kita merasakan panas dingin, gatal-gatal itu
tandanya darah yang di transfusi tidak cocok dengan kita seperti itu. Dapat
ilmu lagi kan hehehe.
Detik –
detik Menjelang Operasi Skoliosis.
13 Januari
2016,
sekitar pukul 4 pagi aku sudah terbangun dan bersiap-siap untuk mandi. Lalu di
susul dengan menjalankan sholat subuh. Tak ada sarapan, pagi itu sebab aku
masih harus berpuasa. Waktu terus berputar, sekitar pukul 6.30 perawat
menghampiri-ku untuk memasukkan cairan infusan, ku kira cairan infusan seperti
biasa yang berwarna bening itu, ternyata cairan itu beda, warnanya kuning mungkin
itu obat/vitamin aku lupa hehe.
Kurang dari setengah jam lagi aku akan di bawa ke
ruang Operasi, wuiiiiiiih perasaanku saat itu deg-degan pasti, gembira sangat
pasti, dan aku masih tak percaya bahwa hari itu mimpi besar-ku akan
ter-realisasikan bukan sekadar ekspektasi, Alhamdulillah tak ada hasil yang
menghiananti prosesnya. Sebelum perawat kembali untuk menjemput-ku, aku terus
berdoa, kembali meminta restu kepada Ibu yang ketika itu ada di dekat-ku, lalu
kami berpelukan bermaksud menguatkan-ku. Setelah itu aku mematut pakaian-ku
agar terlihat lebih rapi hahaha *tetep mau operasi harus kece wkwk*
Pukul 07.00 pagi, perawat kembali masuk ke
kamar-ku membawa serta kursi roda. Yap, kursi roda itu akan ku-gunakan sebagai
kendaraan-ku menuju Ruang Operasi. Ini pertama kalinya aku merasakan duduk di atas
kursi roda loh haha. Bukan tak bisa berjalan sendiri, Cuma kursi roda itu memang
telah di sediakan untuk pasien, lagi juga katanya biar aku tidak cape hihihi
perhatian sekali padahal bukan pacar wkwkwk*kemuadian baper*. Ketika aku telah
duduk di atas kursi roda dan siap untuk di boyong perawat menuju Ruang Operasi.
Ibu, Bapak, serta Kakak Ipar pun bergegas mengantar-ku. Jarak dari kamar inap
menuju Ruang Operasi itu lumayan jauh aku harus menuruni lift, melewati
beberapa lorong panjang sampai akhirnya tiba di sana. Selama di perjalanan aku
tak dapat menyembunyikan lagi rasa kegembiraan sambil terus melantunkan doa
dalam hati, aku pun masih senyam-senyum di atas kursi roda, entahlah hari itu
aku bagaikan orang paling bahagia seantero hahaha.
Sekitar pukul 7 lewat, akhirnya aku sampai di
Ruang Instalasi Bedah Sentral. Kami pun masuk ke dalam sana, lalu aku di beri
tahu seorang suster agar lekas berganti pakaian mengenakan baju Operasi dan
masker kepala berwarna serba hijau yang telah di sediakan. Aku pun di temani
Ibu berganti pakaian, ohya di saat inilah moment-moment paling mengharukan bagiku
kembali terjadi. Ketika telah selesai berganti pakaian aku kembali meminta doa
restu Ibu, dalam pelukannya aku tak kuasa membendung tetes air mata, Ibu juga menyampaikan
beberapa pesan kepada-ku sebelum aku di eksekusi di atas meja Operasi nanti, salah
satu pesannya agar aku tak lupa membaca doa tidur pula begitu tuturnya. Usai
berganti pakaian dan perpisahan bersama Ibu, aku menaiki ranjang yang telah
siap mengantar-ku ke kamar Operasi. Jam menunjukkan pukul 07.30 pagi setelah
aku di data ulang, kemudian detik – detik selanjutnya ranjang-ku kembali di
dorong oleh seorang ibu-ibu yang telah memakai baju hijau lengkap dengan masker
kepala dan masker wajah. Menyusuri lorong – lorong yang di hiasi oleh cahaya
lampu temaram. Melewati beberapa ruangan Operasi yang pintunya telah terbuka
lebar siap menanti pasien yang datang. Hingga akhirnya aku sampai pada Ruang No
1 yak ruangan itulah tempat-ku akan di eksekusi.
Ketika memasuki Ruang Operasi ku lihat sudah
banyak para Dokter dan rekan medis yang lain sudah berkumpul, mereka lengkap
memakai seragam serba hijau dari bawah sampai atas. Aku sampai tak dapat
mengenali satu per-satu. Ku beritahu juga nih, saat memasuki ruangan tersebut aku
di sapa oleh beberapa AC yang siap siaga menyebarkan suhu dingin tak
tertahankan, brrrrrrr jujur itu dinginnya parah banget. Aku juga sempat terperangah,
lalu senyam-senyum sendiri oleh musik yang sedang terputar di dalamnya, You know? Lagu yang di putar itu lagunya
D’Massiv – Jangan Menyerah. Dalam ruang Operasi itu juga terdapat lampu bulat
besar sekali yang akan di nyalakan saat Operasi akan di mulai. Ku kira ruang
Operasi itu menyeramkan dan absurd, eh taunya asik juga hahaha.
Hari itu aku di Operasi
pukul 08.00 pagi. Sebelum Operasi itu di mulai, tubuh-ku di selimuti tebal oleh
seorang Dokter Perempuan, lalu tangan kiri-ku yang saluran infus itu di
suntikan cairan berwarna putih oleh seorang Dokter Laki-laki, sepertinya itu
obat biusnya. Selanjutnya, ku pejamkan mata-ku perlahan dan akhirnya aku tertidur.
Namun, di tengah Operasi aku mengalami pendarahan yang saat itu juga kurang
lebih di butuhkan 6 kantung darah untuk di transfusikan ke tubuh-ku. Penjelasan
itu ku dapatkan dari kedua orang tua-ku setelah aku telah di pindahkan ke kamar
rawat inap. Beliau juga yang setia menunggu-ku sampai 9 jam lebih lamanya.Yang
kemudian setelah Operasi itu selesai aku langsung di pindahkan ke Ruang ICU.
Kalau ada pertanyaan apa yang di rasakan saat
tertidur? Bermimpi atau tidak? Akan ku jawab, Tidak bermimpi sama sekali,
rasanya itu seperti orang lagi tidur pulas pulas sekali itu yang aku rasakan,
entahlah dengan apa yang di rasakan orang lain. Karna ku pikir setiap orang itu
beda sensasinya :)
Kira-kira begitulah kurang lebihnya yang dapat aku
ceritakan pada saat menjelang Operasi Skoliosis 13 Januari 2016 lalu. Cerita selanjutnya, ketika aku di pindahkan
ke Ruang ICU dan sebagainya akan ku posting di lain kesempatan. Sebab, untuk
garap tulisannya aku butuh perjuangan ini-itu hahaha, maklum aku masih dalam
tahap pemulihan :D
Tulisan ini ku dedikasikan, untuk diri ku sendiri
dan untuk para Skolioser lain yang bertujuan untuk mengenang kembali masa-masa
yang telah berlalu itu, serta berbagi pengalaman dengan apa yang t’lah aku
rasakan. Semoga tulisan ini bermanfaat, maaf juga bila ada kesalahan dalam
penulisan, harap maklum diksi yang ku pakai terbatas hehehe.
Dan, untuk para Skolioser kelas ringan, kelas
sedang, kelas berat, dan bahkan kelas ekstrim. Ku doakan kalian agar kelak
suatu saat nanti mimpi-mimpi besar kalian dapat terwujud dan ter-realisasikan.
AMIN. Semangat terus, berdoa terus, usaha terus, dan jangan mengeluh terus
hehehe. #KitaTangguhBukanRapuh #SkolioserHebat #SkolioserJugaBisaBerkarya
Sila berkomentar jika ingin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar