Rabu, 02 Maret 2016

#ScoliosisSurvive : Menjelang Operasi Skoliosis





11 Januari 2016 lalu merupakan hari penentuan bagi-ku untuk menjalani Operasi Skoliosis. Ya, setelah kontrol mingguan dengan Dokter. Di putuskanlah bahwa aku akan menjalani Operasi pada tanggal 13 Januari 2016. Tak terasa hari-hari yang di tunggu itu pun akan segera tiba, perjuangan selama ini akan menemui titik akhirnya. Kalau di tanya apa yang aku rasakan saat itu, akan ku-jawab dengan rasa syukur tiada tara, rasa gembira yang membuncah dan tak ada rasa keraguan sekalipun dalam diri-ku, sebab bukan saatnya lagi merasakan itu.
Pukul 16.30 WIB, aku di antar oleh petugas menuju kamar rawat inap. Di lorong-lorong rumah sakit saat berjalan pikiran-ku di penuhi rasa tak keruan, senyam-senyum menatap lantai yang di pijak. End then, sampai juga di lantai 2 kamar no 208. Aku beristirahat sejenak di atas ranjang berusaha meluruskan badan yang sedari pagi sudah berjibaku menunggu kepastian.
Kemudian, ku-kabarkan sanak saudara untuk segera menyusul ke rumah sakit membawa segala perlengkapan-ku selama di rumah sakit. Tak ketinggalan ku pinta untuk membawa serta guling kesayangan dan beberapa novel. Entahlah aku sangat antusias pada moment ini, tak ada rasa takut-takutnya sama sekali, banyak yang menakuti nanti begini-begitu tapi ah tau apa mereka? Hahaha :p.
Sekitar pukul 6 sore, ada perawat yang masuk ke kamar-ku untuk memasang jarum infusan dan mengambil darah. Perawat mengajak-ku ngobrol ini-itu mungkin maksudnya agar aku tak terlalu fokus pada saat jarum itu menerabas masuk ke dalam aliran darah yang menyebabkan rasa sakit itu haha. Setelah selesai kembali ku-meluruskan badan di ranjang sambil menunggu keluarga yang lain datang.

H-1 Operasi Skoliosis.
12 Januari 2016, tepat satu hari sebelum Operasi besar itu berlangsung. Ah, ya ku-ingat sekali saat itu aku masih santai sekali berjalan kesana-kesini, bertukar cerita dengan pasien lain, ketawa-ketiwi, membaca novel, asik berchatting ria meminta doa kepada teman-teman, pokoknya semua aktivitas yang biasa ku-jalani. Tetapi, disitulah saat-saat terakhir-ku merasakan sholat dengan posisi sesempurna yang ku-bisa, sebab rukuk dan sujud akan menjadi gerakan yang ku-rindukan setelah Operasi nanti. Setiap sholat ku-pinta padaNya, agar esok hari Operasi-ku berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan.

Sekitar pukul 5 sore makanan pun datang, aku menyantap makanan yang telah di sediakan di atas dipan saji. Ya, namanya makanan rumah sakit you knowlah gimana haha. Ada satu insiden yang tak kan pernah ku lupakan saat di kamar inap. Kejadian itu adalah terpeleset di kamar mandi haha. Jadi, kronologisnya gini beberapa saat sebelumnya seorang suster datang menghampiri-ku untuk memberikan obat pencahar, kata susternya perut-ku akan mulas dalam hitungan waktu kurang dari 10 menit lalu aku akan buang air besar. Benar saja perut-ku serasa di aduk-aduk, tak lama aku pergi ke kamar mandi, setelah selesai aku yang tadinya ingin beranjak membuka pintu terpeleset dan gubrakkkkk punggung sebelah kiri-ku mengenai pinggiran luar keramik kloset dan tangan kiri-ku yang sudah terpasang jarum infus pun lecet hahaha. Kalo di pikir kok ya ada-ada saja, dan insiden itu kurang dari 12 jam menuju Operasi. Ibu yang mendengar kejadian itu langsung memanggil-ku dari luar dan bertanya “ Ade kenapa?” aku yang baru bangun dari jatuh tadi hanya bilang “ Gapapa bu” sambil senyam-senyum dalam kamar mandi wkwk. Saat keluar dari kamar mandi Ibu masih bertanya hal yang sama lalu ku jawab saja “Iya, Ade abis jatoh bu di kamar mandi” blablabla. Terus Ibu nanya lagi “Sakit ga De?” Lalu ku-jawab dengan cepat “Ngga kok Bu, Ade kan kuat (sambil menunjukan otot lengan)” *dalam hati* lumayan sakit bu wkwk. 

Oia, sebelum beranjak tidur suster datang kembali untuk mentransfusi darah dan mengingatkan-ku untuk mulai berpuasa pada pukul 12 malam sebagai persiapan untuk Operasi. Ketika itulah baru ku tau golongan darah-ku adalah ‘A’ hahaha. Entahlah banyak hal yang selama ini belum ku ketahui sedikit demi sedikit mulai terungkap. Kalo di tanya apa rasanya, akan ku-jawab  hangat, yak saat darah itu mulai masuk ke peredaran darah aku merasakan hangat di sekitar pergelangan tangan tapi Cuma sebentar selanjutnya sudah tak terasa lagi. Kata susternya pula, kalau saat transfusi kita merasakan panas dingin, gatal-gatal itu tandanya darah yang di transfusi tidak cocok dengan kita seperti itu. Dapat ilmu lagi kan hehehe.

Detik – detik Menjelang Operasi Skoliosis.

13 Januari 2016, sekitar pukul 4 pagi aku sudah terbangun dan bersiap-siap untuk mandi. Lalu di susul dengan menjalankan sholat subuh. Tak ada sarapan, pagi itu sebab aku masih harus berpuasa. Waktu terus berputar, sekitar pukul 6.30 perawat menghampiri-ku untuk memasukkan cairan infusan, ku kira cairan infusan seperti biasa yang berwarna bening itu, ternyata cairan itu beda, warnanya kuning mungkin itu obat/vitamin aku lupa hehe.
Kurang dari setengah jam lagi aku akan di bawa ke ruang Operasi, wuiiiiiiih perasaanku saat itu deg-degan pasti, gembira sangat pasti, dan aku masih tak percaya bahwa hari itu mimpi besar-ku akan ter-realisasikan bukan sekadar ekspektasi, Alhamdulillah tak ada hasil yang menghiananti prosesnya. Sebelum perawat kembali untuk menjemput-ku, aku terus berdoa, kembali meminta restu kepada Ibu yang ketika itu ada di dekat-ku, lalu kami berpelukan bermaksud menguatkan-ku. Setelah itu aku mematut pakaian-ku agar terlihat lebih rapi hahaha *tetep mau operasi harus kece wkwk*

Pukul 07.00 pagi, perawat kembali masuk ke kamar-ku membawa serta kursi roda. Yap, kursi roda itu akan ku-gunakan sebagai kendaraan-ku menuju Ruang Operasi. Ini pertama kalinya aku merasakan duduk di atas kursi roda loh haha. Bukan tak bisa berjalan sendiri, Cuma kursi roda itu memang telah di sediakan untuk pasien, lagi juga katanya biar aku tidak cape hihihi perhatian sekali padahal bukan pacar wkwkwk*kemuadian baper*. Ketika aku telah duduk di atas kursi roda dan siap untuk di boyong perawat menuju Ruang Operasi. Ibu, Bapak, serta Kakak Ipar pun bergegas mengantar-ku. Jarak dari kamar inap menuju Ruang Operasi itu lumayan jauh aku harus menuruni lift, melewati beberapa lorong panjang sampai akhirnya tiba di sana. Selama di perjalanan aku tak dapat menyembunyikan lagi rasa kegembiraan sambil terus melantunkan doa dalam hati, aku pun masih senyam-senyum di atas kursi roda, entahlah hari itu aku bagaikan orang paling bahagia seantero hahaha.

Sekitar pukul 7 lewat, akhirnya aku sampai di Ruang Instalasi Bedah Sentral. Kami pun masuk ke dalam sana, lalu aku di beri tahu seorang suster agar lekas berganti pakaian mengenakan baju Operasi dan masker kepala berwarna serba hijau yang telah di sediakan. Aku pun di temani Ibu berganti pakaian, ohya di saat inilah moment-moment paling mengharukan bagiku kembali terjadi. Ketika telah selesai berganti pakaian aku kembali meminta doa restu Ibu, dalam pelukannya aku tak kuasa membendung tetes air mata, Ibu juga menyampaikan beberapa pesan kepada-ku sebelum aku di eksekusi di atas meja Operasi nanti, salah satu pesannya agar aku tak lupa membaca doa tidur pula begitu tuturnya. Usai berganti pakaian dan perpisahan bersama Ibu, aku menaiki ranjang yang telah siap mengantar-ku ke kamar Operasi. Jam menunjukkan pukul 07.30 pagi setelah aku di data ulang, kemudian detik – detik selanjutnya ranjang-ku kembali di dorong oleh seorang ibu-ibu yang telah memakai baju hijau lengkap dengan masker kepala dan masker wajah. Menyusuri lorong – lorong yang di hiasi oleh cahaya lampu temaram. Melewati beberapa ruangan Operasi yang pintunya telah terbuka lebar siap menanti pasien yang datang. Hingga akhirnya aku sampai pada Ruang No 1 yak ruangan itulah tempat-ku akan di eksekusi.

Ketika memasuki Ruang Operasi ku lihat sudah banyak para Dokter dan rekan medis yang lain sudah berkumpul, mereka lengkap memakai seragam serba hijau dari bawah sampai atas. Aku sampai tak dapat mengenali satu per-satu. Ku beritahu juga nih, saat memasuki ruangan tersebut aku di sapa oleh beberapa AC yang siap siaga menyebarkan suhu dingin tak tertahankan, brrrrrrr jujur itu dinginnya parah banget. Aku juga sempat terperangah, lalu senyam-senyum sendiri oleh musik yang sedang terputar di dalamnya, You know? Lagu yang di putar itu lagunya D’Massiv – Jangan Menyerah. Dalam ruang Operasi itu juga terdapat lampu bulat besar sekali yang akan di nyalakan saat Operasi akan di mulai. Ku kira ruang Operasi itu menyeramkan dan absurd, eh taunya asik juga hahaha. 

Hari itu aku di Operasi pukul 08.00 pagi. Sebelum Operasi itu di mulai, tubuh-ku di selimuti tebal oleh seorang Dokter Perempuan, lalu tangan kiri-ku yang saluran infus itu di suntikan cairan berwarna putih oleh seorang Dokter Laki-laki, sepertinya itu obat biusnya. Selanjutnya, ku pejamkan mata-ku perlahan dan akhirnya aku tertidur. Namun, di tengah Operasi aku mengalami pendarahan yang saat itu juga kurang lebih di butuhkan 6 kantung darah untuk di transfusikan ke tubuh-ku. Penjelasan itu ku dapatkan dari kedua orang tua-ku setelah aku telah di pindahkan ke kamar rawat inap. Beliau juga yang setia menunggu-ku sampai 9 jam lebih lamanya.Yang kemudian setelah Operasi itu selesai aku langsung di pindahkan ke Ruang ICU.
Kalau ada pertanyaan apa yang di rasakan saat tertidur? Bermimpi atau tidak? Akan ku jawab, Tidak bermimpi sama sekali, rasanya itu seperti orang lagi tidur pulas pulas sekali itu yang aku rasakan, entahlah dengan apa yang di rasakan orang lain. Karna ku pikir setiap orang itu beda sensasinya :)

Kira-kira begitulah kurang lebihnya yang dapat aku ceritakan pada saat menjelang Operasi Skoliosis 13 Januari 2016 lalu. Cerita selanjutnya, ketika aku di pindahkan ke Ruang ICU dan sebagainya akan ku posting di lain kesempatan. Sebab, untuk garap tulisannya aku butuh perjuangan ini-itu hahaha, maklum aku masih dalam tahap pemulihan :D

Tulisan ini ku dedikasikan, untuk diri ku sendiri dan untuk para Skolioser lain yang bertujuan untuk mengenang kembali masa-masa yang telah berlalu itu, serta berbagi pengalaman dengan apa yang t’lah aku rasakan. Semoga tulisan ini bermanfaat, maaf juga bila ada kesalahan dalam penulisan, harap maklum diksi yang ku pakai terbatas hehehe.

Dan, untuk para Skolioser kelas ringan, kelas sedang, kelas berat, dan bahkan kelas ekstrim. Ku doakan kalian agar kelak suatu saat nanti mimpi-mimpi besar kalian dapat terwujud dan ter-realisasikan. AMIN. Semangat terus, berdoa terus, usaha terus, dan jangan mengeluh terus hehehe. #KitaTangguhBukanRapuh #SkolioserHebat #SkolioserJugaBisaBerkarya


Sila berkomentar jika ingin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar