Selasa, 22 Desember 2015

Kaulah, Semesta-Ku





Tulisan ini di dedikasikan khusus untuk Ibu-ku terkasih.

Bukan karna hari ini bertepatan dengan moment Hari Ibu, namun tulisan ini tercipta karena bungsu-mu ini melankolis, yang tak sanggup merangkai paradiksi dengan indah di hadapan-mu.

Ibu, Kaulah seorang wanita yang telah melahirkan dan membesarkan-ku hingga kini.

Ibu, Kaulah seorang wanita yang lemah lembut bagai kapas.

Ibu, Kaulah seorang wanita yang telah banyak berkorban demi anak-anak dan suami-mu.

Ibu, Kaulah seorang wanita yang ku-ketahui lebih banyak menyimpan tangis di hati-mu, di banding kedua bolah mata-mu.

Ibu, Kaulah seorang wanita yang tetap terlihat tegar di hadapan banyak orang, padahal siapa sangka di pikiran-mu berkecamuk.

Ibu . . .
Entahlah, apa yang harus bungsu-mu tuangkan lagi dalam tulisan ini. Sebab, Kaulah Semesta-Ku. Pemeran utama sebagai pendamping Bapak dalam kehidupan-ku.

Ibu . . .
Entahlah, apa yang harus bungsu-mu tuangkan lagi dalam tulisan ini. Sebab, Kaulah Semesta-Ku. Pujangga sekalipun mungkin kehabisan kata untuk mendeskripsikan-mu.

Ibu . . .
Entahlah, apa yang harus bungsu-mu tuangkan lagi dalam tulisan ini. Sebab, Kaulah Semesta-Ku. Hanya doa yang selalu tercurahkan untuk-mu di setiap ku bersimpuh pada-Nya.

Ibu . . .
Entahlah, apa yang harus bungsu-mu tuangkan lagi dalam tulisan ini. Sebab, Kaulah Semesta-Ku.
                                                                


                                                                     




 

Sedikit cerita mengenai restu Ibu.

Jujur, gue gabisa berkata-kata kalo di depan Ibu. Lidah rasanya kelu untuk mengutarakan perkataan. Di tambah gue orangnya perasa banget, denger lagu ‘Erie Suzan – Muara Kasih Bunda’ aja mata langsung berkaca-kaca. Kalo udah kaya gitu gue bilangnya Cuma kelilipan sesuatu. Gue ga munafik, Ibu emang sosok yang luar biasa banget buat kehidupan gue.

Until one day, when I see a doctor about the spine of this. Ibu, keliatan muram dan sendu. Gue tau banget, hatinya pasti amat terpukul. Saat itu terlihat jelas Ibu mencoba nenangin gue yang seolah-olah biasa aja padahal mah jujur perasaan gue perih. However, over time I have undergone tough all, because so how else is entrusted the most beautiful of the gods of others may not be able to accept it with all what I feel right now :).

Kata Ibu juga, harus selalu sabar, tabah dan banyak berdoa sama Gusti nu Agung. Walau pada awalnya Ibu gaberi restu Ade buat ‘Surgery’ kan? hahaha. But, setelah gue beri pemahaman dan kata-kata memelas seperti ini ‘Restuin Ade, Bu buat ‘Surgery’ biar Ade gakenapa-napa’ terus gue juga bilang ‘Ridho Ibu, RidhoNya Ilahi’ kemudian pertahanan hatinya luluh. Akhirnya gue di beri restu juga hahaha Alhamdulilah senangnya.

Begitu susahnya meminta restu darinya, sebab gue tau alasan Ibu pasti gamau melihat anaknya terluka dan ia gaakan pernah membiarkan anak-anaknya terjerembab duka. Maka . . .

Jadikan Orang Tua-mu Raja.. Maka Rezeki-mu Seperti Rezeki Raja - NN –


Terimakasih atas segala-galanya wahai, Semesta-Ku.



                                                                                                         Atas Nama Cinta.




                                                                                                              Bungsu-mu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar