Tulisan ini di dedikasikan khusus untuk Ibu-ku
terkasih.
Bukan karna hari ini bertepatan dengan moment Hari
Ibu, namun tulisan ini tercipta karena bungsu-mu ini melankolis, yang tak
sanggup merangkai paradiksi dengan indah di hadapan-mu.
Ibu, Kaulah seorang wanita
yang telah melahirkan dan membesarkan-ku hingga kini.
Ibu, Kaulah seorang wanita
yang lemah lembut bagai kapas.
Ibu, Kaulah seorang wanita
yang telah banyak berkorban demi anak-anak dan suami-mu.
Ibu, Kaulah seorang wanita
yang ku-ketahui lebih banyak menyimpan tangis di hati-mu, di banding kedua
bolah mata-mu.
Ibu, Kaulah seorang wanita
yang tetap terlihat tegar di hadapan banyak orang, padahal siapa sangka di
pikiran-mu berkecamuk.
Ibu . . .
Entahlah, apa yang harus bungsu-mu tuangkan lagi
dalam tulisan ini. Sebab, Kaulah Semesta-Ku. Pemeran utama sebagai pendamping
Bapak dalam kehidupan-ku.
Ibu . . .
Entahlah, apa yang harus bungsu-mu tuangkan lagi
dalam tulisan ini. Sebab, Kaulah Semesta-Ku. Pujangga sekalipun mungkin kehabisan
kata untuk mendeskripsikan-mu.
Ibu . . .
Entahlah, apa yang harus bungsu-mu tuangkan lagi
dalam tulisan ini. Sebab, Kaulah Semesta-Ku. Hanya doa yang selalu tercurahkan
untuk-mu di setiap ku bersimpuh pada-Nya.
Ibu . . .
Entahlah, apa yang harus bungsu-mu tuangkan lagi dalam
tulisan ini. Sebab, Kaulah Semesta-Ku.
Sedikit cerita mengenai restu Ibu.
Jujur, gue gabisa berkata-kata kalo di depan Ibu.
Lidah rasanya kelu untuk mengutarakan perkataan. Di tambah gue orangnya perasa
banget, denger lagu ‘Erie Suzan – Muara Kasih Bunda’ aja mata langsung
berkaca-kaca. Kalo udah kaya gitu gue bilangnya Cuma kelilipan sesuatu. Gue ga
munafik, Ibu emang sosok yang luar biasa banget buat kehidupan gue.
Until one day, when I see a doctor about the spine of this. Ibu, keliatan muram dan sendu. Gue tau banget,
hatinya pasti amat terpukul. Saat itu terlihat jelas Ibu mencoba nenangin gue yang
seolah-olah biasa aja padahal mah jujur perasaan gue perih. However, over time I
have undergone tough
all, because so
how else is entrusted
the most beautiful of the gods of others may not
be able to accept it with all what
I feel right now :).
Kata Ibu juga, harus selalu sabar, tabah dan
banyak berdoa sama Gusti nu Agung. Walau pada awalnya Ibu gaberi restu Ade buat
‘Surgery’ kan? hahaha. But, setelah
gue beri pemahaman dan kata-kata memelas seperti ini ‘Restuin Ade, Bu buat
‘Surgery’ biar Ade gakenapa-napa’ terus gue juga bilang ‘Ridho Ibu, RidhoNya
Ilahi’ kemudian pertahanan hatinya luluh. Akhirnya gue di beri restu juga
hahaha Alhamdulilah senangnya.
Begitu susahnya meminta restu darinya, sebab gue
tau alasan Ibu pasti gamau melihat anaknya terluka dan ia gaakan pernah
membiarkan anak-anaknya terjerembab duka. Maka . . .
Jadikan
Orang Tua-mu Raja.. Maka Rezeki-mu Seperti Rezeki Raja - NN –
Terimakasih
atas segala-galanya wahai, Semesta-Ku.
Atas Nama Cinta.
Bungsu-mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar