Rabu, 11 November 2015

Rindu.


Dear Kawan-ku

Detik ini bersama rintik hujan yang turun
Izinkan aku menulis tentang-mu

Sudah sejak lama ingin ku-utarakan
Setiap malam dadaku terhimpit oleh bayang-mu
Di dalam bunga tidur, kau selalu hadir tanpa di minta
Jujur saja, hal itu menambah rasa sakit di ulu hati

Pasalnya, kau pernah mengatakan...
Kita akan tetap menjadi kawan

Ingin sekali ku tertawa jika mengingatnya kembali

Kau sebenarnya tak pernah ada di dalamnya
Kata - kata itu hanya pemanis suasana belaka

Kukira ini seonggok kesemuan, tapi ini adalah nyata terbingkai
Rindu ini tak berohong, Aku sangat merindukan-mu
Ah, sudahlah lupakan omong kosong ini

Sebab, rindu-ku tak pernah kau balas
Maafkan, aku yang telah lancang mengatakannya

Aku hanya pemuja rindu, yang haus akan sebuah pertemuan
Hanya itu saja, permintaan terakhir-ku

Untuk-mu,

Sekali lagi ku-katakan,
Aku merindukan-mu,
Lebih dari apapun itu.

Biarlah, aku merasakannya seorang diri
Kau tak pantas menanggung, penderitaan-ku ini

Semoga kehadiran orang baru, di hidipmu
Bukan, dinding penghalang antara kita
Kebahagian-mu adalah kebahagian-ku juga, begitu sebaliknya.

Wahai, Kawan-ku
Doa ini akan selalu terpanjat atas kebahagian-mu 
Dan semesta mengaminkannya.


Dari Kawan-mu, yang terlupakan keberadaannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar