Jumat, 04 November 2016

Mengenang yang Terkenang



Siang itu, aku sedang berselancar di jejaring social facebook. Beranda yang terlihat hambar membuatku berpikir lebih cepat. Ya, aku memutuskan untuk mencari salah satu nama di daftar pencarian orang. Kali ini aku tebersit untuk mencari teman semasa Sekolah Dasar yang namanya tidak bisa ku sebutkan karna sesuatu hal. Satu dua menit mencari aku menemukan akun miliknya, dinding profilenya seperti tak pernah terjamah lagi, tak terurus sama sekali mungkin karna si empunya beralih ke akun social media lain. Di sana aku seperti seorang yang sedang mengunjungi rumah tua nan kosong, sepi tak ada orang, hanya sepenggal alamat baru yang tak sengaja kutemukan di sembarang tempat. Seketika ada rindu menggelayut di dada, rasa itu kini berubah menjadi sebuah oase yang airnya membentuk adegan-adegan beralur kisah semasa Sekolah Dasar dahulu. Aku menyaksikan pemandangan itu dari tebing tinggi di atasnya, sungguh aku tenggelam dalam kisahnya. Sayang, lamunan indah itu kacau setelah peringatan baterai smartphone-ku mengeluarkan bunyi lemah beberapa kali. Buru-buru ku sambar chargeran berkabel putih lalu ku tancapkan pada stop kontak. Biarpun tidak ada hal berarti dari akun miliknya, aku segera berputar otak, mengingat-ingat kembali akun twitter miliknya, kemudian ku ketikan username nya pada kotak pencarian dan yey! Aku berhasil menemukannya cepat-cepat ku klik namanya dan ketika perasaan dagdigdugder tak keruan, yang ku dapati malah kekecewaan. Iya, akun twitter nya di kunci alias di gembok. Tulang-tulangku seperti mencelos satu-persatu. Huftt….aku menyemangati diri sendiri, berusaha berpikir keras, dan alhasil aku kembali ke akun profile facebook nya. Kembali menyelami puing-puing masa lalunya di zaman SMA di Bandung. Di beberapa foto ku temukan betapa mempesonanya dia dalam balutan kemeja warna merah, dasi hitam polos, jas hitam, dan celana hitam semata kaki, sedang menghadap ke arah samping kanan laiknya candid bak model majalah remaja. Uhhh, aku mematung sepersekian detik, lalu berjibaku mengembalikan bayang-bayang yang terlalu jauh mendeskripsikan. 

Ini pertama kalinya bagiku, melihat bentuk wajahnya kembali walaupun hanya lewat foto saja. Aku cukup terperangah dibuatnya, wajahnya kini menirus, potongan rambutnya masih sama seperti dahulu model cepak ala-ala militer, dibubuhi alis hitam tebal, hidung bangir dan bentuk tubuhnya juga terlihat proposional diimbangi dengan tinggi semampai. Sungguh ini nikmatNya yang tak bisa ku dustakan, celetukku dalam hati. Kemudian, aku kembali menyusuri dinding profile usang itu, berharap bisa mendapat informasi lebih banyak lagi. Scroll scroll scroll… ku dapati hanyalah kiriman pesan dinding dari teman-teman semasa SMP  di Serang. What? Serang? Tunggu dulu tunggu dulu, aku diam sejenak. Meresapi arti pesan dinding yang dikirimi oleh teman-temannya. Menarik, ini seperti teka-teki pikirku. Aku melanjutkan perburuanku, kini kutemukan foto-foto semasa SMA nya di Bandung, sedang asyik bercengkrama dengan teman lainnya. Dalam foto tersebut lebih banyak foto candid dirinya yang di ambil secara acak dan terkesan sembunyi-sembunyi oleh si pemotret, entahlah apa tujuannya. Dari foto tersebut ku lihat bentuk tubuhnya lebih gempal. Beralih dari itu semua, ku temukan pesan dinding (lagi) yang ku curigai dari mantan kekasihnya semasa di Serang. Oh Tuhan, dia banyak sekali pacarnya! Pekikku dalam hati. Hanya sepatah kata dua patah dalam pesan dinding itu, lalu ku biarkan saja, toh tidak penting bagiku. Kata-kata ‘Serang’ itu terngiang kembali di otakku, mungkin aku harus menyelesaikan teka-teki ini sampai selesai. Oke-oke bersabarlah hati, ini akan menjadi perjalanan panjang.

Scroll scroll scroll dan scroll lagi. Aku menemukan petunjuk, mungkin ini bisa menjadi batu loncatan bagiku. Kini yang ku dapati foto-foto ia bersama teman-temannya sedang bersepeda, kurasa ini sudah membentuk sebuah komunitas di lihat dari atribut dan segala macam yang mereka kenakan. Well, aku menyusuri lebih jauh lagi, pesan dinding (lagi) yang ini dari teman SMP nya di Serang, isinya tentang kerinduan padanya. Lebih jauh lagi, ku temukan pesan dinding (lagi), kali ini temannya bertanya kapan ia akan reuni bersama di Tasik lagi. Hmm, tadi Bandung sekarang Serang terus Tasik? Ada apa dengan 3 kota tersebut. Otakku panas mencerna apa hubungan ke tiga kota itu, aku bersandar di kursi malas sambil menyeruput sirup jeruk yang berembun. Beristirahat sebentar meregangkan otot-otot jariku yang sedari tadi lihai sekali memainkan lakonnya. Setengah jam berlalu, aku kembali berkutat pada layar smartphone ku. Membaca satu per satu apa saja yang ada di dinding profile hingga akhirnya aku menemukan satu jawaban sakti atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ternyata, setelah lulus Sekolah Dasar di Depok ia melanjutkan SMP nya di Serang di karenakan Ayahnya yang anggota Angkatan Darat itu di pindah tugaskan ke sana, begitu pula ia di Tasik, dan ketika ia melanjutkan ke jenjang SMA, sang Ayah di pindah tugaskan lagi di kota Bandung yang mau tidak mau ia pun harus ikut pindah dan hingga kini menetap di sana. Itulah sebabnya ia bersekolah SMA di Bandung. Mengetahui ia sekarang di Bandung, aku jadi diingatkan oleh tokoh di Novel karya Pidi Baiq bernama Dilan. Bukan karna temanku ada sangkut pautnya dengan Dilan, tapi Kota Bandung membawaku terbuai akan cerita asmara legendaris tahun 90’an antara Dilan dan Milea yang seorang anak anggota TNI juga. Kalau kalian pikir teka-teki ini kini hampir terselesaikan atau memang sudah terpecahkan. Tapi bagiku ini belum selesai, ada satu hal lagi yang mengganjal di hati mengenai dirinya di masa sekarang selepas lulus dari SMA nya di Bandung. Oke, aku mendapat kerjaan tambahan dan akan lembur sampai akhirnya semua ini jelas hahaha. Aku menguap, tak terasa mencari informasi tentangnya menyita sebagian waktu, hingga aku terbenam tidur di temani Can’t Help Falling In Love dari Elvis Presley.

Entah ini sudah berapa kali aku membuka dinding profilenya, hawa magis menyelimuti tiap aku melihatnya, rasanya ada candu yang membuatku ingin lagi dan ingin lagi. Perlahan ku amati bagian yang belum sempat aku sentuh dari rumah yang di tinggal si pemiliknya ini. Ada seonggok nama yang sengaja di tinggal di sana untuk memberi tahu bagaimana kabarnya pada si pemilik rumah kosong itu, dari seorang perempuan rupanya. Ide bagus! Umpatku. Demi tahu apa hubungan si perempuan itu, ku buka dinding profilenya. Tak ada hal berarti sayangnya, scroll scroll scroll yeay dapat! Aku menemukan akun twitter perempuan itu, cepat cepat ku salin namanya dalam kotak pencarian orang dan…………. akunnya juga di gembok. Sial! Kataku, eh tunggu, setelah ku cerna apa maksud dari beberapa penggal kata di biografinya ternyata oh ternyata dia adalah kekasih temanku ketika di SMA, entahlah dengan sekarang. Di sana juga ku temukan akun instagram miliknya, bagiku ini adalah bagian paling menegangkan. Sebelum ku buka tautan halaman instagramnya ku coba teguhkan hati, takut-takut aku tak kuasa dengan kenyataan yang ada dalam galeri fotonya ha ha ha. Bismillah, ku klik tautan halamannya, syukurlah ternyata tidak di gembok, dengan begitu aku bisa seleluasa mungkin melihat apapun di dalamnya. Oke, aku menscroll dari paling bawah ia memposting foto hingga paling awal, lamat-lamat ku perhatikan tiap momentnya. Sampai bagian tengah, ku dapati ada seraut wajah yang amat sangat ku kenali hanya saja bentuk dan postur tubuhnya kini berubah. Setelah ku buka, dan ku klik tag username, Oh My Lord betapa terkesimanya aku melihatnya, itu adalah orang yang ku cari tahu keberadaannya selama ini. Jari-jemariku melesat lebih cepat, ketika telah sampai pada akun yang aku mau, aku mematung seketika, membisu melihat foto-fotonya sekarang. Bahkan tubuhku lemas tak berdaya seketika. Ini sungguh kabar bahagia, kalian tahu kenapa? Ya, dalam gallery fotonya, menampilkan betapa rupawan dan mempesonanya ia di balut seragam serta baret-baret pelengkap yang selalu ku idam-idamkan. Apalagi kalau bukan seragam press body ala-ala taruna itu dan nyatanya kini ia memang seorang Taruna yang sedang melanjutkan pendidikannya di Akademi Militer Magelang – Jawa Tengah.
 
Sumber: Google
Aku sontak kegirangan, entahlah mengapa bisa begitu, yang ku yakini ini sebab melihat foto rupawannya menghiasi layar smartphoneku. Apakah ini hadiah untuk seorang yang rela mengorbankan waktu dan perasaannya Tuhan? Aku menceracau sendiri. Bagiku menemukan akun instagramnya, membuat hatiku lebih lapang, tak peduli siapa pun yang tertera dalam foto-fotonya, karna tujuan utamaku menemukannya dalam bentuk social media apapun, masalah belahan jiwanya kini aku tak mau ambil pusing. Hari kamis yang manis, pencarian dirinya ku sudahi, sebab titik terang itu semakin benderang. Dan pada akhirnya aku tahu beberapa fakta-fakta mengenainya, seperti sosok perempuan yang terdapat pada gallery fotonya adalah kekasih yang sudah sejak SMA ia pacari, uhhh so sweet sekaliiii. Fakta tersebut ku dapati dari salah satu foto yang bercaption panjang lebar menjelaskan asal muasal kisah cinta mereka sampai sekarang. Fakta kedua, perempuan itu adalah seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran yang sedang menempuh pendidikannya di salah satu Universitas swasta ternama di Kota Bandung. Seorang calon Letnan pangkat dua dan seorang calon Dokter, perpaduan yang menurutku sempurna. Fakta ketiga, Ibundanya yang berdarah Minang itu kini mengenakan hijab. Alhamdulillah. Semakin terlihat elok, dan menawan. Well¸ fakta terakhir yang nyaris membuatku tercengang adalah ketika aku tahu ia memiliki seorang adik perempuan berambut keriting yang usianya terpaut cukup jauh mungkin sekitar 15 tahunan. Fakta-fakta tersebut membuatku cukup puas atas apa yang selama ini ku cari-cari. Demikian hasil akhirnya. Di  temani alunan Pamit – Tulus, secangkir cokelat panas dan sepiring kue kering kesukaanku. Maka berakhirlah kisah ini dengan hangat dan manis. :) #CeritaPendek




Tidak ada komentar:

Posting Komentar