Siang itu, aku sedang
berselancar di jejaring social facebook. Beranda
yang terlihat hambar membuatku berpikir lebih cepat. Ya, aku memutuskan untuk
mencari salah satu nama di daftar pencarian orang. Kali ini aku tebersit untuk
mencari teman semasa Sekolah Dasar yang namanya tidak bisa ku sebutkan karna
sesuatu hal. Satu dua menit mencari aku menemukan akun miliknya, dinding profilenya seperti tak pernah terjamah
lagi, tak terurus sama sekali mungkin karna si empunya beralih ke akun social media lain. Di sana aku seperti
seorang yang sedang mengunjungi rumah tua nan kosong, sepi tak ada orang, hanya
sepenggal alamat baru yang tak sengaja kutemukan di sembarang tempat. Seketika
ada rindu menggelayut di dada, rasa itu kini berubah menjadi sebuah oase yang airnya
membentuk adegan-adegan beralur kisah semasa Sekolah Dasar dahulu. Aku menyaksikan
pemandangan itu dari tebing tinggi di atasnya, sungguh aku tenggelam dalam
kisahnya. Sayang, lamunan indah itu kacau setelah peringatan baterai smartphone-ku mengeluarkan bunyi lemah beberapa
kali. Buru-buru ku sambar chargeran
berkabel putih lalu ku tancapkan pada stop kontak. Biarpun tidak ada hal
berarti dari akun miliknya, aku segera berputar otak, mengingat-ingat kembali
akun twitter miliknya, kemudian ku
ketikan username nya pada kotak
pencarian dan yey! Aku berhasil menemukannya cepat-cepat ku klik namanya dan
ketika perasaan dagdigdugder tak keruan, yang ku dapati malah kekecewaan. Iya,
akun twitter nya di kunci alias di
gembok. Tulang-tulangku seperti mencelos satu-persatu. Huftt….aku menyemangati
diri sendiri, berusaha berpikir keras, dan alhasil aku kembali ke akun profile facebook nya. Kembali menyelami puing-puing masa lalunya di zaman
SMA di Bandung. Di beberapa foto ku temukan betapa mempesonanya dia dalam
balutan kemeja warna merah, dasi hitam polos, jas hitam, dan celana hitam
semata kaki, sedang menghadap ke arah samping kanan laiknya candid bak model majalah remaja. Uhhh,
aku mematung sepersekian detik, lalu berjibaku mengembalikan bayang-bayang yang
terlalu jauh mendeskripsikan.
Ini pertama kalinya
bagiku, melihat bentuk wajahnya kembali walaupun hanya lewat foto saja. Aku
cukup terperangah dibuatnya, wajahnya kini menirus, potongan rambutnya masih
sama seperti dahulu model cepak ala-ala militer, dibubuhi alis hitam tebal,
hidung bangir dan bentuk tubuhnya juga terlihat proposional diimbangi dengan
tinggi semampai. Sungguh ini nikmatNya yang tak bisa ku dustakan, celetukku
dalam hati. Kemudian, aku kembali menyusuri dinding profile usang itu, berharap bisa mendapat informasi lebih banyak
lagi. Scroll scroll scroll… ku dapati
hanyalah kiriman pesan dinding dari teman-teman semasa SMP di Serang. What?
Serang? Tunggu dulu tunggu dulu, aku diam sejenak. Meresapi arti pesan dinding
yang dikirimi oleh teman-temannya. Menarik, ini seperti teka-teki pikirku. Aku
melanjutkan perburuanku, kini kutemukan foto-foto semasa SMA nya di Bandung,
sedang asyik bercengkrama dengan teman lainnya. Dalam foto tersebut lebih
banyak foto candid dirinya yang di
ambil secara acak dan terkesan sembunyi-sembunyi oleh si pemotret, entahlah apa
tujuannya. Dari foto tersebut ku lihat bentuk tubuhnya lebih gempal. Beralih
dari itu semua, ku temukan pesan dinding (lagi) yang ku curigai dari mantan
kekasihnya semasa di Serang. Oh Tuhan, dia banyak sekali pacarnya! Pekikku
dalam hati. Hanya sepatah kata dua patah dalam pesan dinding itu, lalu ku biarkan
saja, toh tidak penting bagiku. Kata-kata ‘Serang’ itu terngiang kembali di
otakku, mungkin aku harus menyelesaikan teka-teki ini sampai selesai. Oke-oke
bersabarlah hati, ini akan menjadi perjalanan panjang.
Scroll scroll scroll dan scroll lagi.
Aku menemukan petunjuk, mungkin ini bisa menjadi batu loncatan bagiku. Kini
yang ku dapati foto-foto ia bersama teman-temannya sedang bersepeda, kurasa ini
sudah membentuk sebuah komunitas di lihat dari atribut dan segala macam yang
mereka kenakan. Well, aku menyusuri
lebih jauh lagi, pesan dinding (lagi) yang ini dari teman SMP nya di Serang,
isinya tentang kerinduan padanya. Lebih jauh lagi, ku temukan pesan dinding
(lagi), kali ini temannya bertanya kapan ia akan reuni bersama di Tasik lagi.
Hmm, tadi Bandung sekarang Serang terus Tasik? Ada apa dengan 3 kota tersebut.
Otakku panas mencerna apa hubungan ke tiga kota itu, aku bersandar di kursi
malas sambil menyeruput sirup jeruk yang berembun. Beristirahat sebentar meregangkan
otot-otot jariku yang sedari tadi lihai sekali memainkan lakonnya. Setengah jam
berlalu, aku kembali berkutat pada layar smartphone
ku. Membaca satu per satu apa saja yang ada di dinding profile hingga akhirnya aku menemukan satu jawaban sakti atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ternyata, setelah lulus Sekolah Dasar di Depok
ia melanjutkan SMP nya di Serang di karenakan Ayahnya yang anggota Angkatan Darat
itu di pindah tugaskan ke sana, begitu pula ia di Tasik, dan ketika ia
melanjutkan ke jenjang SMA, sang Ayah di pindah tugaskan lagi di kota Bandung
yang mau tidak mau ia pun harus ikut pindah dan hingga kini menetap di sana.
Itulah sebabnya ia bersekolah SMA di Bandung. Mengetahui ia sekarang di
Bandung, aku jadi diingatkan oleh tokoh di Novel karya Pidi Baiq bernama Dilan.
Bukan karna temanku ada sangkut pautnya dengan Dilan, tapi Kota Bandung
membawaku terbuai akan cerita asmara legendaris tahun 90’an antara Dilan dan
Milea yang seorang anak anggota TNI juga. Kalau kalian pikir teka-teki ini kini
hampir terselesaikan atau memang sudah terpecahkan. Tapi bagiku ini belum
selesai, ada satu hal lagi yang mengganjal di hati mengenai dirinya di masa
sekarang selepas lulus dari SMA nya di Bandung. Oke, aku mendapat kerjaan
tambahan dan akan lembur sampai akhirnya semua ini jelas hahaha. Aku menguap,
tak terasa mencari informasi tentangnya menyita sebagian waktu, hingga aku
terbenam tidur di temani Can’t Help
Falling In Love dari Elvis Presley.
Entah ini sudah berapa kali
aku membuka dinding profilenya, hawa magis menyelimuti tiap aku melihatnya,
rasanya ada candu yang membuatku ingin lagi dan ingin lagi. Perlahan ku amati
bagian yang belum sempat aku sentuh dari rumah yang di tinggal si pemiliknya
ini. Ada seonggok nama yang sengaja di tinggal di sana untuk memberi tahu bagaimana
kabarnya pada si pemilik rumah kosong itu, dari seorang perempuan rupanya. Ide
bagus! Umpatku. Demi tahu apa hubungan si perempuan itu, ku buka dinding profilenya. Tak ada hal berarti
sayangnya, scroll scroll scroll yeay
dapat! Aku menemukan akun twitter perempuan itu, cepat cepat ku salin namanya
dalam kotak pencarian orang dan…………. akunnya juga di gembok. Sial! Kataku, eh
tunggu, setelah ku cerna apa maksud dari beberapa penggal kata di biografinya
ternyata oh ternyata dia adalah kekasih temanku ketika di SMA, entahlah dengan
sekarang. Di sana juga ku temukan akun instagram
miliknya, bagiku ini adalah bagian paling menegangkan. Sebelum ku buka tautan halaman instagramnya ku coba teguhkan hati, takut-takut aku tak kuasa
dengan kenyataan yang ada dalam galeri fotonya ha ha ha. Bismillah, ku klik
tautan halamannya, syukurlah ternyata tidak di gembok, dengan begitu aku bisa
seleluasa mungkin melihat apapun di dalamnya. Oke, aku menscroll dari paling bawah ia memposting foto hingga paling awal,
lamat-lamat ku perhatikan tiap momentnya.
Sampai bagian tengah, ku dapati ada seraut wajah yang amat sangat ku kenali
hanya saja bentuk dan postur tubuhnya kini berubah. Setelah ku buka, dan ku
klik tag username, Oh My Lord
betapa terkesimanya aku melihatnya, itu adalah orang yang ku cari tahu
keberadaannya selama ini. Jari-jemariku melesat lebih cepat, ketika telah
sampai pada akun yang aku mau, aku mematung seketika, membisu melihat
foto-fotonya sekarang. Bahkan tubuhku lemas tak berdaya seketika. Ini sungguh
kabar bahagia, kalian tahu kenapa? Ya, dalam gallery fotonya, menampilkan
betapa rupawan dan mempesonanya ia di balut seragam serta baret-baret pelengkap
yang selalu ku idam-idamkan. Apalagi kalau bukan seragam press body ala-ala taruna itu dan nyatanya kini ia memang seorang
Taruna yang sedang melanjutkan pendidikannya di Akademi Militer Magelang – Jawa
Tengah.
Aku sontak kegirangan,
entahlah mengapa bisa begitu, yang ku yakini ini sebab melihat foto rupawannya
menghiasi layar smartphoneku. Apakah
ini hadiah untuk seorang yang rela mengorbankan waktu dan perasaannya Tuhan?
Aku menceracau sendiri. Bagiku menemukan akun instagramnya, membuat hatiku lebih lapang, tak peduli siapa pun
yang tertera dalam foto-fotonya, karna tujuan utamaku menemukannya dalam bentuk
social media apapun, masalah belahan
jiwanya kini aku tak mau ambil pusing. Hari kamis yang manis, pencarian dirinya
ku sudahi, sebab titik terang itu semakin benderang. Dan pada akhirnya aku tahu
beberapa fakta-fakta mengenainya, seperti sosok perempuan yang terdapat pada
gallery fotonya adalah kekasih yang sudah sejak SMA ia pacari, uhhh so sweet sekaliiii. Fakta tersebut ku
dapati dari salah satu foto yang bercaption
panjang lebar menjelaskan asal muasal kisah cinta mereka sampai sekarang. Fakta
kedua, perempuan itu adalah seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran yang sedang
menempuh pendidikannya di salah satu Universitas swasta ternama di Kota
Bandung. Seorang calon Letnan pangkat dua dan seorang calon Dokter, perpaduan
yang menurutku sempurna. Fakta ketiga, Ibundanya yang berdarah Minang itu kini
mengenakan hijab. Alhamdulillah. Semakin terlihat elok, dan menawan. Well¸ fakta terakhir yang nyaris
membuatku tercengang adalah ketika aku tahu ia memiliki seorang adik perempuan
berambut keriting yang usianya terpaut cukup jauh mungkin sekitar 15 tahunan.
Fakta-fakta tersebut membuatku cukup puas atas apa yang selama ini ku
cari-cari. Demikian hasil akhirnya. Di temani alunan Pamit – Tulus, secangkir cokelat
panas dan sepiring kue kering kesukaanku. Maka berakhirlah kisah ini dengan
hangat dan manis. :) #CeritaPendek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar