Senin, 25 Juli 2016

Mengingat ‘Dia’





Meski, sudah tertinggal jauh di belakang
Mengingat kembali seseorang yang pernah hadir, bukanlah  sebuah dosa
Mungkin, kalian pikir aku masih ‘terjerembab’ dalam kumparan cinta berbalut luka
Aku mengerti.
***
Sumber: Google
Banyak hari yang telah kulewati bersamanya
Aku tak menampik,
Rasa itu tumbuh subuh, bak jamur di musim penghujan.

Aku selalu suka mengingatnya
Suka akan lekuk senyumnya
Suka akan tatapan matanya
Suka akan gurauan renyahnya
Suka akan cara pandangnya
Suka akan harum semerbak khasnya
Dan suka apa saja tentangnya.
***
Hingga, hari itu tiba
Semua rasa suka tentangnya lenyap seketika
Hari Rabu, yang kelabu.

Aku menangkupkan kedua tanganku menutupi seluruh wajah
Berharap berita baik datang
Sayang, aku bagai gubuk reot diterjang badai
Patah, runtuh, hancur lebur, menyisakan kepingan puing-puing berserakan.
Batin ini ambruk sejadi-jadinya
Terhujam pedang yang terhunuskan tinggi-tinggi
Mataku memang tidak basah, tapi tangisan tak terdengar ini amat memilukan.

Gamitan tangan itu terlepas sudah
Hembus nafas itu semakin menjauh
Pelukan hangat itu perlahan mendingin
Hanya ada, sosok bayangan mencoba menggapainya
Bernama, Rindu.
***
Ribuan hari sempurna terlewati
Dahulu, Kini sampai waktu yang belum ditentukan
Aku, akan selalu suka tentangnya, dalam arti yang berbeda
Merangkulnya dalam doa
Aku tak akan membencinya, sebengis apapun Dia
Membencinya, merupakan tindakan bodoh

Aku lebih memilih berdamai dengan apa yang telah terjadi dengannya
Berdamai memang tidak menghilangkan sembilu
Setidaknya, aku dapat merelakan apa yang semestinya direlakan :)
***
Teruntukmu.
Percayalah, kidung suci selalu kulantunkan untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar